Jumat, 01 Februari 2013

Benang Penghubung


Cinta, awalnya aku gak pernah tau apa itu cinta. Sebuah kebersamaan, ataukah kebahagiaan yang dirasakan dua insan. Cinta pertama, dari situ aku mulai menganal arti cinta. Bukan suatu kebahagiaan saja, tapi juga kenyamanan.
Saat aku kecil dulu. Aku mempunyai pangeran, seorang pangeran yang selalu melindungiku. Kenapa aku anggep dia pangeran? Karena aku suka bermain sebuah cerita seperti dalam dunia dongeng. Aku masih inget kalau dia pengen jadi pangeran yang bisa membangunkan putri tidur. Tapi sayang aku gak ingin menjadi seorang putri. Aku inginnya menjadi seorang musketer yang membela kebenaran. Masa itu begitu cepat berlalu. Dan semua itu kini hanyalah memori. Yah, aku dan pangeran itu mulai dewasa. Dan akhirnya dia pergi tanpa kabar. Selama 6 tahun aku menunggu pangeran itu kembali. Ternyata ia tak kunjung datang. Mungkin dia telah menemukan putri tidurnya, dan itu bukan aku. Kerinduan itu, kenangan itu selalu menghantuiku. Jejak kenangan itu belum terhapus. Walaupun sudah 6 tahun berlalu. Dan aku harus lupakan harapanku tuk kembali ke masa terindah, masa anak-anakku.
“Pangeran.. apakah kamu sudah menemukan, putri tidurmu?”
Hari ini adalah hari dimana aku memasuki tahun ajaran SMPku. Dan aku berjanji akan melupakan semua kenangan yang sudah membuatku berhenti berjalan. Cinta itu memang rumit, sebenernya aku sudah menemukan seseorang yang tulus menyayangiku. Sulit bagiku menyayangi orang lain dengan bayang-bayang pangeran itu telah membutakan semua. Bahkan melawan akal sehatku sendiri. Menanti seorang yang gak tau kemana. Tanpa ada kabar, ataupun komunikasi, dia hilang.
Di awal kelas VII aku akan mencoba beberapa kesibukan. Entah osis ataupun apapun akan aku lakuin. Sampai kenangan itu gak akan datang menghantui aku. Hari pertama pendaftaran osis. Aku mencoba ikut, dan menguatkan ambisiku untuk bergabung di organisasi.
“ Nama kamu siapa?” tanya kakak kelas
“ Tari kak”
“ apa motivasimu ikut, osis”
“ untuk menambah pengalaman kak”
Setengah jam aku berada diruangan osis. Dan saat aku keluar, aku berpapasan dengan seorang cowok. Anehnya jantungku berdetak cepat saat dia melewatiku. Dan samar-samar aku mendengar namanya, “Randi” itu namanya.
Ternyata untuk menjadi anggota osis memang gak semudah yang dibayangkan. Aku harus mengikuti berbagai macam tes dan melakukan yang terbaik agar aku bisa masuk. Tapi di tes ini aku merasa bahagia, karena aku harus berkelompok dengan Randi yang ternyata kakak kelasku. Aneh, semakin aku liat dia aku jadi inget pangeran kecilku. Gak mungkin nama dia kan Randi bukan Yusuf, beda agama pula. Yah, hari pengumuman sudah tiba aku masuk menjadi anggota osis begitupun dengan kak Randi. Ha, kenapa harus mikirin dia.
Setelah masuk osis setengah bulan aku mencoba membaur dengan banyak orang. Selain temen sekelas, kini aku harus bisa membaur dengan kakak kelas termasuk Randi. Tapi gak masalah aku mulai nyaman dengan keadaan ini. Dari sinilah aku mulai deket sama kak Randi.  Bahas program, bahas acara, rasanya menyenangkan. Mungkin aku mulai jatuh cinta, dan mulai bisa melupakan pangeran kecilku. Namun, kebahagiaan itu hancur ketika aku tahu dia pacaran dengan temen seangkatanku. Sakit rasanya, memang sih dia cantik, seorang model, sexy lebih baik dibanding aku. Tapi sudahlah, aku saja yang terlalu berharap dengannya.
Sudah satu bulan aku gak pernah berada di osis. Untuk saat ini, aku ingin melupakan dia. Mungkin dengan gak pernah ketemu aku bisa menghapus perasaan ini. Saat aku di kelas sendiri, tiba tiba kak Randi datang.
“ Tar”
Aku melongok, ternyata kak randi
“ iya kak ada apa?
“ kamu kenapa? Kok gak pernah ke Osis lagi”
“ oh maaf kak aku sibuk”
“oh yaudah, aku kangen omelanmu makanya aku ke sini” dan diapun pergi. Aku hanya diam di bangkuku sambil melihat punggung kak randi yang mulai menghilang. Tersanjung sih, mendengar ucapan kakak tadi. Apaan sih diakan udah punya pacar. 
Esoknya aku mendengar kabar Kak Randi putus. Rasanya seneng, tapi jahat banget ya kayaknya. Tiba tiba hpku berdering ada sms dari Kak Randi dia mau ajak aku makan. Berharap hari ini adalah my lucky day. Siapa tahu aku akan ditembak dia.
Sore ini aku berjalan jalan ditaman dengan dia. Kita berdua makan es krim, ada banyak kesamaan antara dia dan pangeran kecilku dulu. Salah satu kesamaannya mereka sama-sama gak bisa makan es krim. Aku gak tahu apakah ini sebuah kebetulan atau apa. Hari ini, hari yang gak akan aku lupakan dia, dan aku juga matahari yang akan tenggelam. Di sebuah taman yang indah, dengan bunga-bunga berwarna warni. Kami tenggelam bersama di tempat yang indah dan situasi yang menyenangkan.
Sekarang aku mulai dekat dengan dia. Seperti gak ada jarak, sekarang dia gak canggung lagi mengacak acak rambutku. Semuanya tercipta dengan begitu saja. Walau dia gak nembak-nembak aku tapi aku merasa sempurna walau tanpa pengakun sekalipun.
Besok, adalah hari Ujian. Aku memang parah dengan pelajaran yang menggunakan logika. Kayaknya aku harus minta bantuan kak Randi buat ngajarin aku.
“ Kak mau jadi guru lesku gak?”
“ Pelajaran apa?”
“ Matematika”
“ Oh Oke kapan?”
“ besok gimana, dirumahku aja”
“ oke “      
Baru kali ini rasanya aku gugup mikirin besok. Pake baju apa ya? Harus bagus nih. Ha, padahal Cuma belajar bareng kenapa bisa segugup ini sih.
Esok akhirnya datang juga. Untuk pertama kalinya dia akan ke rumahku. Aku langsung merapikan semua sudut rumahku. Seisi rumahpun juga bingung karena aku mendadak rajin membersihkan rumah gak seperti biasanya. Setelah semuanya beres dia datang.
Dimulailah belajar barengnya, tapi dasar keluargaku. Mereka malah nimbrungin aku belajar ada tanteku juga pula. Tapi salah satu tanteku ternyata kenal dengan Randi, dan langsung saja nyelonong bilang “Yusuf kok disini? “ tanteku emang ngaco mana mungkin dia Yusuf. Tapi ternyata dia mengangguk. Drama apa ini kenapa semua mendadak begitu alay. Aku speechles mana mungkin dia pangeran. “kamu masih inget sama tari?” pertanyaan yang menegangkan aku penasaran apa yang akan dia jawab. Tapi sayangnya dia gak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum kecil. Jawaban yang tidak aku harapkan.
Malam itu seperti malam pembongkaran sebuah rahasia. Bagaimana bisa aku menemukan pangeranku dengan ketidak sengajaan. Aku senang dia kembali. Walau sebuah tamparan besar karena sekarang kita berbeda keyakinan. Aku gak tau apa yang aku rasakan setelah ku menemukannya senang atau sedih.
Setelah mengetahui semua itu aku jadi semakin dekat dengan dia. Dan akhirnya diapun menembak aku. Di malam tahun baru, dia memberikan lolipop love yang bertuliskan “would you be my girl?” hatiku dan kembang api rasanya gak jauh beda. Benar-benar ingin meledak karenanya. Kini aku gak menjadi pengawal pangeran lagi, tapi sudah menjadi putri yang akan dia lindungi. Entah sampai kapan itu. Seperti sebuah benang yang menghubungkan. Kau dan Aku kan saling berhubungan.
Entah sampai kapan itu, aku pun tak tau 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar