Cinta,
awalnya aku gak pernah tau apa itu cinta. Sebuah kebersamaan, ataukah
kebahagiaan yang dirasakan dua insan. Cinta pertama, dari situ aku mulai
menganal arti cinta. Bukan suatu kebahagiaan saja, tapi juga kenyamanan.
Saat
aku kecil dulu. Aku mempunyai pangeran, seorang pangeran yang selalu
melindungiku. Kenapa aku anggep dia pangeran? Karena aku suka bermain sebuah
cerita seperti dalam dunia dongeng. Aku masih inget kalau dia pengen jadi
pangeran yang bisa membangunkan putri tidur. Tapi sayang aku gak ingin menjadi
seorang putri. Aku inginnya menjadi seorang musketer yang membela kebenaran.
Masa itu begitu cepat berlalu. Dan semua itu kini hanyalah memori. Yah, aku dan
pangeran itu mulai dewasa. Dan akhirnya dia pergi tanpa kabar. Selama 6 tahun
aku menunggu pangeran itu kembali. Ternyata ia tak kunjung datang. Mungkin dia
telah menemukan putri tidurnya, dan itu bukan aku. Kerinduan itu, kenangan itu
selalu menghantuiku. Jejak kenangan itu belum terhapus. Walaupun sudah 6 tahun
berlalu. Dan aku harus lupakan harapanku tuk kembali ke masa terindah, masa
anak-anakku.
“Pangeran..
apakah kamu sudah menemukan, putri tidurmu?”
Hari
ini adalah hari dimana aku memasuki tahun ajaran SMPku. Dan aku berjanji akan
melupakan semua kenangan yang sudah membuatku berhenti berjalan. Cinta itu
memang rumit, sebenernya aku sudah menemukan seseorang yang tulus menyayangiku.
Sulit bagiku menyayangi orang lain dengan bayang-bayang pangeran itu telah
membutakan semua. Bahkan melawan akal sehatku sendiri. Menanti seorang yang gak
tau kemana. Tanpa ada kabar, ataupun komunikasi, dia hilang.
Di
awal kelas VII aku akan mencoba beberapa kesibukan. Entah osis ataupun apapun
akan aku lakuin. Sampai kenangan itu gak akan datang menghantui aku. Hari
pertama pendaftaran osis. Aku mencoba ikut, dan menguatkan ambisiku untuk
bergabung di organisasi.
“
Nama kamu siapa?” tanya kakak kelas
“
Tari kak”
“
apa motivasimu ikut, osis”
“
untuk menambah pengalaman kak”
Setengah
jam aku berada diruangan osis. Dan saat aku keluar, aku berpapasan dengan
seorang cowok. Anehnya jantungku berdetak cepat saat dia melewatiku. Dan
samar-samar aku mendengar namanya, “Randi” itu namanya.
Ternyata
untuk menjadi anggota osis memang gak semudah yang dibayangkan. Aku harus
mengikuti berbagai macam tes dan melakukan yang terbaik agar aku bisa masuk.
Tapi di tes ini aku merasa bahagia, karena aku harus berkelompok dengan Randi
yang ternyata kakak kelasku. Aneh, semakin aku liat dia aku jadi inget pangeran
kecilku. Gak mungkin nama dia kan Randi bukan Yusuf, beda agama pula. Yah, hari
pengumuman sudah tiba aku masuk menjadi anggota osis begitupun dengan kak
Randi. Ha, kenapa harus mikirin dia.
Setelah
masuk osis setengah bulan aku mencoba membaur dengan banyak orang. Selain temen
sekelas, kini aku harus bisa membaur dengan kakak kelas termasuk Randi. Tapi
gak masalah aku mulai nyaman dengan keadaan ini. Dari sinilah aku mulai deket
sama kak Randi. Bahas program, bahas
acara, rasanya menyenangkan. Mungkin aku mulai jatuh cinta, dan mulai bisa melupakan
pangeran kecilku. Namun, kebahagiaan itu hancur ketika aku tahu dia pacaran
dengan temen seangkatanku. Sakit rasanya, memang sih dia cantik, seorang model,
sexy lebih baik dibanding aku. Tapi sudahlah, aku saja yang terlalu berharap
dengannya.
Sudah
satu bulan aku gak pernah berada di osis. Untuk saat ini, aku ingin melupakan
dia. Mungkin dengan gak pernah ketemu aku bisa menghapus perasaan ini. Saat aku
di kelas sendiri, tiba tiba kak Randi datang.
“
Tar”
Aku
melongok, ternyata kak randi
“
iya kak ada apa?
“
kamu kenapa? Kok gak pernah ke Osis lagi”
“
oh maaf kak aku sibuk”
“oh
yaudah, aku kangen omelanmu makanya aku ke sini” dan diapun pergi. Aku hanya
diam di bangkuku sambil melihat punggung kak randi yang mulai menghilang.
Tersanjung sih, mendengar ucapan kakak tadi. Apaan sih diakan udah punya
pacar.
Esoknya
aku mendengar kabar Kak Randi putus. Rasanya seneng, tapi jahat banget ya
kayaknya. Tiba tiba hpku berdering ada sms dari Kak Randi dia mau ajak aku
makan. Berharap hari ini adalah my lucky day. Siapa tahu aku akan ditembak dia.
Sore
ini aku berjalan jalan ditaman dengan dia. Kita berdua makan es krim, ada
banyak kesamaan antara dia dan pangeran kecilku dulu. Salah satu kesamaannya
mereka sama-sama gak bisa makan es krim. Aku gak tahu apakah ini sebuah
kebetulan atau apa. Hari ini, hari yang gak akan aku lupakan dia, dan aku juga
matahari yang akan tenggelam. Di sebuah taman yang indah, dengan bunga-bunga
berwarna warni. Kami tenggelam bersama di tempat yang indah dan situasi yang
menyenangkan.
Sekarang
aku mulai dekat dengan dia. Seperti gak ada jarak, sekarang dia gak canggung
lagi mengacak acak rambutku. Semuanya tercipta dengan begitu saja. Walau dia
gak nembak-nembak aku tapi aku merasa sempurna walau tanpa pengakun sekalipun.
Besok,
adalah hari Ujian. Aku memang parah dengan pelajaran yang menggunakan logika.
Kayaknya aku harus minta bantuan kak Randi buat ngajarin aku.
“
Kak mau jadi guru lesku gak?”
“
Pelajaran apa?”
“
Matematika”
“
Oh Oke kapan?”
“
besok gimana, dirumahku aja”
“
oke “
Baru
kali ini rasanya aku gugup mikirin besok. Pake baju apa ya? Harus bagus nih.
Ha, padahal Cuma belajar bareng kenapa bisa segugup ini sih.
Esok
akhirnya datang juga. Untuk pertama kalinya dia akan ke rumahku. Aku langsung
merapikan semua sudut rumahku. Seisi rumahpun juga bingung karena aku mendadak
rajin membersihkan rumah gak seperti biasanya. Setelah semuanya beres dia
datang.
Dimulailah
belajar barengnya, tapi dasar keluargaku. Mereka malah nimbrungin aku belajar
ada tanteku juga pula. Tapi salah satu tanteku ternyata kenal dengan Randi, dan
langsung saja nyelonong bilang “Yusuf kok disini? “ tanteku emang ngaco mana
mungkin dia Yusuf. Tapi ternyata dia mengangguk. Drama apa ini kenapa semua
mendadak begitu alay. Aku speechles mana mungkin dia pangeran. “kamu masih
inget sama tari?” pertanyaan yang menegangkan aku penasaran apa yang akan dia
jawab. Tapi sayangnya dia gak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum kecil.
Jawaban yang tidak aku harapkan.
Malam
itu seperti malam pembongkaran sebuah rahasia. Bagaimana bisa aku menemukan
pangeranku dengan ketidak sengajaan. Aku senang dia kembali. Walau sebuah
tamparan besar karena sekarang kita berbeda keyakinan. Aku gak tau apa yang aku
rasakan setelah ku menemukannya senang atau sedih.
Setelah
mengetahui semua itu aku jadi semakin dekat dengan dia. Dan akhirnya diapun
menembak aku. Di malam tahun baru, dia memberikan lolipop love yang bertuliskan
“would you be my girl?” hatiku dan kembang api rasanya gak jauh beda.
Benar-benar ingin meledak karenanya. Kini aku gak menjadi pengawal pangeran
lagi, tapi sudah menjadi putri yang akan dia lindungi. Entah sampai kapan itu.
Seperti sebuah benang yang menghubungkan. Kau dan Aku kan saling berhubungan.
Entah sampai kapan itu, aku pun tak tau