Jumat, 09 Mei 2014

Jika


Jika ku adalah air
Aku akan mengalir, dalam ketenangan
Jika ku hanyalah angin
Ku kan tetap berhembus dalam kedamaian

Jika ku adalah langit
Ku akan tetap berada di langit bersama jingga
Jika ku hanyalah malam
Ku kan menari bersama bintang, tersenyum bersama bulan

Jika ku hanya cerita
Ku akan tetap menjadi cerita
Jika ku hanyalah kenangan
Biarkan manis selalu terkenang

Tak usah kau anggap kiasan ini
Gadis ini hanya pemimpi
Pemimpi yang tak berhenti berandai
Andai bulan memeluknya, dalam kehangatan.

Pasir


Seperti pasir yang tersapu ombak
Hilang tanpa bekas, terseret  ombak
Terbawa  gulungan ombak entah kemana
Tetap ku mengikuti , tergulung dan terhempas

Kemudian terdampar, dan tak sanggup kembali
Semakin lama, di tempat yang sama
Bersama ribuan yang sama sepertiku
Menanti waktu, hinggaku menghilang

Menjadi serpihan pasir , tak berbekas
Bagai butiran debu tak berguna
Bahkan juga, tak terlihat

Langkah


Sekarang ini, aku telah menghadapi sesuatu yang baru. Yang mungkin belum pernah aku rasakan sebelumnya. Disaat semua rasa tercipta menjadi satu. Lega, galau, takut, khawatir, nyantai, ambisius. Inilah saatnya aku menetukan jalanku, mau kemana kaki ini melangkah. Setelah menjalani pendidikan selama 12 tahun. Kemanakah, apakah yang aku cari sebenarnya. Begitu banyak cabang jalan yang harus aku lalui dan akhirnya akan kupilih. Dan masih banyak kerikil yang harus aku hadapi. Bukan saatnya aku berpuas diri karna bebanku sudah hilang sebentar lagi. Tak ada lagi kata pagi, dan terlambat memasuki gerbang. Sekarang ini hanya ada kata “harus menjadi yang terbaik” . tidak ada lagi slogan INI DUNIA KITA. Mulai sekarang akan berubah INI DUNIA YANG AKAN AKU RUBAH, INI DUNIA UNTUK MENCAPAI TUJUANKU. Tujuan, sebenarnya apa tujuanku. Yang paling aku inginkan saat ini dan seterusnya menjadi orang yang berguna, seseorang yang bisa membahagiakan orang sekitar. Dan aku sangat ingin istiqomah di jalan-Mu Ya Allah J.
Ini bukan mimpi lagi, menjadi dokter, seorang perawat, seorang pengusaha. Itu semua bukanlah impian. Tapi suatu tujuan yang harus aku capai. Tujuan yang harus aku kejar, menjadi sebuah planning hidup di masa depan. Ini semua realita, bukanlah mimpi yang hanya angan-angan tanpa harus ada tindakan. Dan sekarang aku merasakan betapa rasa lelah mulai muncul. Haruskah aku berhenti? Menghancurkan semua angan-anganku dan harapan kedua orang tuaku dan orang-orang yang aku sayang. Kuatkan aku Ya Allah, kuatkan hatiku  dan pikiranku yang mulai lelah. Aku belajar untuk mengharap ridhoMu, dan aku ingin sukses untuk meraih tangan-tangan yang perlu aku bantu untuk bangun. Tapi sekarang aku membutuhkan bantuan, baik doa, semangat. Dan tak lupa keajaiban-Mu Ya Allah, yang selalu aku panjatkan setiap saatku bertemu dengan-Mu dalam waktu lima kali. Aku tau aku harus lebih keras belajar lagi dan lagi dan lagi dan lagi. Demi mama, ayah, tujuanku, dan nasib orang orang yang membutuhkan bantuanku nantinya.